Prospek Tanaman Bambu
Oleh: Han Doko
Sumber: http://handokokdw.web.id/10 Agustus 2011
Perkembangan teknologi yang pesat
ternyata tidak selalu berdampak positif terhadap kehidupan manusia.
Eksplorasi kayu hutan tropis dengan alat modern hasil dari perkembangan
teknologi, mengakibatkan kerusakan lingkungan khususnya hutan yang
signifikan sehingga selain mempengaruhi ekosistem serta menyebabkan
kelangkaan jumlah dan kualitas kayu konstruksi. Hal ini akan terus
berlanjut karena posisi kayu sebagai bahan bangunan saat ini masih belum
dapat tergantikan dan selama bahan pengganti kayu belum tersedia.
Munculnya bahan pengganti lain seperti
aluminium, besi ringan, PVC dll, pada kenyataannya masih belum
memasyarakat karena dan masih harga sehingga target pencapai Permukiman
ian untuk golongan menengah ke bawah belum terpenuhi. Apalagi jika
dikaitkan dengan besarnya emisi CO2 yang timbul akibat dari proses
pengolahannya di pabrik, akan menimbulkan dampak serius pada pencemaran
udara.
Dilain pihak Indonesia sebagai negara
tropis, kaya akan sumber hayati, mempunyai potensi bahan bangunan lokal
bambu yang sangat besar tetapi belum maksimal dimanfaatkan padahal
memungkinkan dipakai sebagai bahan alternatif pengganti kayu.
Semenjak nenek moyang, bambu sudah sangat
dikenal karena mudah tumbuh di sembarang kondisi tanah, banyak
digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari peralatan rumah tangga,
senjata, alat musik, pengobatan, makanan, bahan bangunan atau konstruksi
sampai pada sarana lingkungan (infra-struktur) dll.
Bentuknya yang bulat agak menyulitkan
dalam penggunaannya dalam konstruksi serta ketahanannya yang rendah
terhadap serangan organisme perusak (umur pakai pendek) menjadikan
kendala dalam pemanfaatannya. Ditambah lagi kemajuan teknologi bahan
yang semakin maju dengan produk yang bervariatif menjadikan lama
kelamaan bahan ini mulai ditinggalkan masyarakat dan yang tinggal adalah
image bahwa, bambu identik dengan kemiskinan.
Era globalisasi umumnya mempengaruhi
tatanan hidup manusia dari pola hidup tradisional ke modern, sebagai
contoh yang menonjol adalah dalam sektor perumahan. Sekarang ini akan
sulit ditemui rumah bambu di pedesaan atau di kota dan umumnya trend
rumah masyarakat desa sudah berubah dari bambu ke tembok atau bahan
lain, sejalan dengan perkembangan teknologi bahan yang sangat pesat
dengan produk yang bervariatif dan berkualitas tinggi.
Mengenal bambu
Bambu merupakan tumbuhan bernilai ekonomi
tinggi khususnya di Pulau Jawa dan pemakaiannya sangat luas baik untuk
keperluan se hari-hari maupun hasil-hasil lain untuk diperdagangkan.
Bambu termasuk ke dalam anak suku
bambusoideae atau suku rumput-rumputan dan mudah sekali dibedakan dengan
tumbuhan lainnya karena tumbuhnya merumpun, batangnya bulat, berlubang
dan beruas-ruas serta mempunyai sifat kuat, ulet, kulitnya keras
(mengandung silicic acid), ringan dan mudah diolah dengan alat
sederhana.
Di Indonesia ada 76 jenis sedang di Jawa
diperkirakan hanya ada 60 jenis bambu tetapi hanya beberapa saja yang
dapat dipakai sebagai bahan bangunan seperti, bambu petung, bambu
andong, bambu tali dan bambu hitam.
Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan
pemeliharaan secara khusus. Untuk melakukan budidaya bambu tidak perlu
investasi besar, setelah tanaman sudah mantap hasilnya dapat diperoleh
secara terus menerus tanpa menanam lagi. Tanaman bambu mempunyai
ketahanan yang luar biasa.
Rumpun yang telah dibakar masih dapat tumbuh
lagi. Sebagai contoh, pada saat Hiroshima dijatuhi bom atom sampai rata
tanah, bambu adalah satu-satunya tanaman yang masih dapat bertahan
hidup.
Bambu mempunyai kontribusi yang baik
dengan lingkungan karena bambu menghasilkan banyak oksigen yang
diperlukan bagi kehidupan, ditambah sifat bambu yang dapat mengurangi
kebisingan sehingga bambu banyak ditanam di pagar jalan bebas hambatan
(tol).
Dengan kekuatan yang cukup tinggi bambu
dapat dipersaingkan dengan baja. Sekalipun demikian, kekuatan bambu yang
tinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena struktur bambu
biasanya dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya rendah.
Penelitian bambu yang sudah dan sedang dilakukan
Beberapa hasil penelitan yang pernah
dilakukan di seperti Puslitbang Permukiman, Departemen Kehutanan, LIPI,
BPPT serta Universitas yang ada di Indonesia menghasilkan produk sebagai
berikut;
Produk untuk konstruksi
- Penelitian bambu secara utuh dengan bentuk bulat,
- Sistem hubungan antara komponen menggunakan baut, paku, kawat dan menggunakan mortar yang diisikan ke dalam lubang bambu dll,
- Penelitian yang bersifat pengujian fisik mekanik dari bambu,
- Penelitan bambu laminasi, plyboo, bambu dengan kekuatan tinggi (high strength bamboo) menjadi panel dan balok dengan menggunakan bahan resin (lem).
Produk bahan makanan dan obat-obatan
- Penelitian bambu untuk penghasil rebung,
- Penelitian untuk arang (charcoal) bahan untuk obat.
Budidaya bambu
- Budidaya bambu dengan menggunakan berbagai metoda (stek dan akar),
- Cara pemberdayaan masyarakat dalam menanam bambu, penebangan dan waktu/umur bambu yang layak ditebang.
Produk menaikan kualitas bambu
- Berbagai macam cara pengawetan dengan menggunakan teknik tradisional sampai menggunakan bahan kimia (pestisida),
- Modifikasi system dan alat pengawet bambu.
Produk penelitian banyak yang sudah siap
pakai sehingga dapat dimanfaatkan untuk diaplikasikan secara massal atau
dalam skala penuh.
Bambu vs Kayu
Kayu dalam waktu 12 tahun baru dapat di
tebang berarti sekian hektar tanah hutan akan gundul dan perlu waktu
yang sama (12 tahun) untuk dapat kembali ke kondisi semula dengan luas
yang sama.
Bambu dalam waktu dengan luas yang sama
12 tahun sudah 4 kali panen dan bersamaan dengan panen yang ke dua
tanaman hasil penanaman kembali atau peremajaan sudah berumur 3 tahun
berarti sudah dapat dipanen kembali artinya setiap tahun panen bambu
dapat dilakukan tanpa adanya kerusakan lahan.
Peran bambu
Ke Ciptakarya-an
Bambu banyak membantu dalam rehabilitasi
bangunan pasca gempa terutama di Flores dan Yogyakarta. Beberapa model
rumah sementara, semi permanen sampai permanen dibuat dari bambu utuh
dan kombinasi dengan pasangan.
Sistem bambu plaster dapat diterapkan untuk pekerjaan infrastruktur seperti, toilet, perpipaan, sumur, drainage dll.
Untuk perabotan rumah bambu sudah banyak
dipakai dan sudah menjadi komoditi eksport karena model serta harganya
yang menarik dan kompetitif dengan produk sejenis.
Ke Binamarga-an
Bambu dapat dipakai sebagai jembatan
untuk beben ringan sampai sedang dengan sistem sambungan tradisional
(pasak dan ijuk) atau sambungan modern (plat baja, mur baut , kawat
sambungan diisi mortar dsb). Bambu dapat dipakai untuk rehabilasi tanah
(tulangan atau cerucuk) pada tanah yang kurang baik serta untuk
pengurang kebisingan jika ditanam di pinggir jalan bebas hambatan.
Ke Air-an
Bambu dapat dipakai sebagai alat untuk
pendistribusian air (ba-nyak dipakai di pedesaan) , tulangan pada sistem
drainage yang dibuat secara precast. Bambu laminasi sangat cocok
dipakai sebagai pintu air untuk menggantikan besi (mudah karat) atau
kayu (mudah lapuk) terutama pada air yang mengandung asam.
Pelestarian lingkungan
Dengan sifatnya yang mudah tumbuh bambu
dapat dipakai sebagai tanaman kota (hutan kota) pada jenis-jenis
tertentu, sebagai penahan erosi tanah pada pinggir sungai atau lereng
yang terjal. Dengan daunnya yang lebat dan lunak, bambu dapat mengurangi
kadar emisi CO2 yang saat ini banyak dipermasalahkan.
Bagaimana mewujudkannya?
Untuk terealisasinya ide ini ten-tunya harus ada pendukungnya yaitu,
Pertama,
ketersediaannya bambu secara berkelanjutan. Untuk itu perlu dilakukan
budidaya tanaman bambu dengan mengikut sertakan Institusi seperti
Dapartemen Pertanian, Departemen Kehutanan dan Universitas, kalangan
bank atau koperasi dalam melatih dan memberikan modal.
Kedua, petani
harus mengetahui morfologi bambu, penanaman, perawatan, pemanenan yang
benar serta pengawetan dan pengeringan sesuai persyaratan.
Ketiga, cara pengolahan bahan baku untuk maksud produksi yang dihasilkan.
Keempat, dengan siklus usaha yang teratur bambu akan menjadi tanaman komoditi yang menjanjikan.
Kelima, dengan semakin banyaknya masyarakat menanam dan memelihara bambu menjadikan bambu tidak lagi menjadi tanaman liar.
Keenam, penebangan kayu akan berkurang dan akhirnya hutan kita akan terjaga kelestariannya.
Sumber : http://bamboeindonesia.wordpress.com/artikel-tentang-bambu/han-doko/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar